28 Mei 2008

PERSONALIA LPBA PMH

STRUKTUR LEMBAGA PENGEMBANGAN BAHASA ASING
PESANTREN MASLAKUL HUDA PUTRA
Periode: 2007/2008


Koordinator:
Arifin Muhammad

Pembimbing:
Ah. Arifin
M. Syukron
M. Shofie Manaf (Shomad)

Ketua:
Nur Tsabitul Munawwari

Wk. Ketua:
Lukfi Hakim

Sekretaris:
Ibnu Athoillah
M. Syaiful Bahri

Bendahara:
Shofiyyudin Ali Zubair

DEVISI-DEVISI:
Devisi Program:

Aliansyah
Ali Romat
M. Musyafa’
Sholahuddin Al-ayyubi

Devisi Pengembangan:
Ade Nurul Badar
Ah. Islahul Umam
M. Syaiful Umam
Badrul Ulum

23 Mei 2008

SEJARAH LPBA-PMH


Berangkat dari kebijakan pendidikan di pesanren Maslakul Huda dalam devisi pendidikan ketrampilan yang salah satunya meliputi pelatihan dan pengembangan bahasa asing yang mencakup dua bahasa. Yaitu bahasa Inggris dan Arab. diamana diharapkan sanri mampu menghadapi tantangan global yang tidak bisa dibendung, namun diperlukan langkah intensif untuk mengatasi dan mengimbanginya.

Pada dasarnya, pengembangan bahasa di Pesantren Maslakul Huda yang mencakup Pesantren Maslakul Huda Putra (PMH Putra) dan Pesantren Al-Badi’yyah (Pesilba) dipegang langsung yang dibawah jalur koordinasi masing-masing pesantren dengan nama devisi atau Seksi Tim Pengambangan Bahasa Arab untuk PMH Putra dan seksi Lughoh untuk Pesilba dan orientasi bahasa pada saat itu hanya terfokus pada pendalam bahasa Arab. Namun dirasa perjalanannya kurang efektif dalam hal pengembangan, maka dibentuklah suatu wadah yang khusus menangani masalah bahasa tersebut.

Awal berdirinya Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) di lingkungan Pesantren Maslakul Huda lahir dari sebuah komunitas kecil yang personalianya tidak lebih dari dua puluh santri putra mengadakan program kursus bahasa inggris selama 2 (dua) bulan secara sukarela, output dari kegiatan tersebut menghasilkan bebrapa kader yang mampu diajak berjalan memperluas sayap sasaran ke semua santri melalui wadah atau media organisasi kecil yang namanya English Study Club (ESC).

Melalui English Study Club (ESC) tersebut yang di handle oleh santri secara independent mengadakan berbagai program pelatihan dan pengembangan bahasa Inggris yang sasaran programnya ditujukkan kepada semua santri mengecualikan santri tingkatan 3 (tiga) Aliyah.

Secara struktural English Study Club (ESC) dibagi menjadi 2 (dua) devisi. Pertama, Devisi Program,dan Kedua, Devisi Pengembangan. Adapun cakupan kegiatannya meliputi:
a. Kursus bahasa Inggris.
- Grammar
- Speaking
b. Speech Training
c. Wallpaper
d. Drilling, dan
e. Program-program yang menunjang kursus.

Menimbang parameter output dari English Study Club (ESC) yang telah berjalan selama satu tahun yang standart kualitasnya berkembang dari sebelumnya, mendorong English Study Club (ESC) untuk meleberkan sayap kembali dengan menambah program bahasa menjadi 2 (dua) bahasa yang meliputi Bahasa Inggris dan Arab.

Selain atas dasar di atas, hasil Rapat Pertanggungjawaban dan Reformasi English Study Club (ESC) diperlukan tatanan stuktur yang solid dan lebih luas dalam pengembangkan devisi-devisi program yang memfokuskan diri pada bahasa. Dengan demikian nama English Study Club (ESC) harus direkarnasi yang akhirnya menjadi Lembaga Pengembangan Bahasa Asing Pesantren Maslakul Huda (LPBA-PMH).

Secara stuktural LPBA-PMH saat ini dibawah koordinasi Wakil Pengasuh dan Pembantu Pengasuh Bidang Pendidikan dan objeknya meliputi Pesantren Maslakul Huda Putra dan Pesantren Putri Al-Badi’yyah.

PROFIL SEKILAS PMH

PESANTREN MASLAKUL HUDA (PMH)
Pesantren Maslakul Huda yang lahir ditengan pergolakan perjuanagan mengusir penjajah dari bumi Nusantara dengan membawa keinginan luhur pendirinya supaya memberikan sumbangsih kepada nusa, bangsa dan agama dalam wujud pembekalan ilmu dan pembentukan watak serta kepribadian yang Islami. Dalam pada itu, kebodohan dan keterbelakangan membutuhkan insan-insan yang bertanggungjawab serta dapat mengangkat kembali martabat bangsa.
Sesuai dengan pemikiran diatas maka pesantren Maslakul Huda secara umum mengemas dan mewujudkannya dalam usaha-usaha sebagai berikut ;
1. Mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar
2. Mengadakan kegiatan-kegiatan pendidikan dan ketrampilan
3. Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan serta kegiatan-kegiatn lain yang tidak bertentangan dengan tujuan.
Semula, PMH hanya terdiri atas pesantren putera yang didirikan oleh KH. Mahfudh Salam pada tahun 1910. Seirama dengan perkembangan zaman dan penerapan strategi baru, maka pada masa kepemimpinan KH MA. Sahal Mahfudh didirikan pesantren puteri dengan nama Al-badi’iyyah pada tahun 1972, dan Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) pada tahun 1979. Ketiganya kemudian di sebut sebagai lembaga operasional (LO) dari Pesantren Malakul Huda

LEMBAGA OPERASIONAL PESANTREN MASLAKUL HUDA
I. PMH PUTRA
A. Lintasan sejarah
PMH adalah kependekan dari Pesantren Maslakul Huda. Sedangkan PUTRA adalah Pol Garut Utara karena letaknya memang berada dikampung Pol Garut Utara desa Kajen kecamatan Margoyoso kabupaten Pati. Pesantren ini berdiri atas prakasa KH Mahfudh (ayahanda KH MA Sahal Mahfudh) pada tahun 1910 ditengah-tengah pergolakan perjuangan kemerdekaan.
Sampai saat ini, PMH Putra telah mengalami tiga kali pergantian kepengasuhan, mulai dari KH Mahfudh (1910 – 1944), KH Ali Muhtar, dan saat ini KH MA Sahal Mahfudh.
B. Arah utama kebijakan dan aktifitasnya
Arah utama kebijakan dan aktifitas PMH PUTRA adalah pada bidang pendidikan dan pengajaran, mengingat sasaran aktifitas ini adalah para santri yang datang dari berbagai penjuru daerah, secara tidak langsung juga merupakan peran social dan bentuk tanggung jawab Maslakul Huda pada cita-cita nasional "mencerdaskan kehidupan bangsa".
C. Kebijakan pendidikan
Secara umum pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik (santri) menjadi mampu mendalami, menghayati dan mengembangkan Islam secara utuh serta mampu mengelola lingkungan.
Pendidikan intelektual
Meliputi pengajaran dasar-dasar Islam (Aqidah/Tauhid, Ilmu alat/Adab), ilmu-ilmu syari'at (Fiqh, Ushul fiqh, Qaidah fiqiyah, Tafsir Al Qur'an) dan nilai-nilai keulamaan yang dikemas menjadi kurikulum tersendiri di Madrasah Pengajaran lain dikemas dalam bentuk pengajian /aktualisasi kitab kuning dengan dialog, diskusi, ceramah ilmiah, bedah kitab atau bedah buku, training tabligh, tahfidh al kutub (Alfiyah, Nadzam al- Maqsud, Amstilah al tashrifiyah, 'Amrithi, Tauhid, Jauhar al- Maknun, Mantiq, Lathaif al _isyarah, Fara'id) dan sebagainya.
Pendidikan sosial kemasyarakatan/peran social
Pola ini diterapkan dengan memberikan bantuan-bantuan social untuk masyarakat sekitar (berwujud sembako, pakaian, khitanan massal) serta kerja sama penanganan lingkungan sehat dengan masyarakat.
Pendidikan ketrampilan
Meliputi ketrampilan maintenance computer, manajemen, administrasi dan keuangan, serta ketrampilan berbahasa arab dan inggris
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Olahraga meliputi latihan bola voli dan sepak bola sedang pada bidang kesehatan adalah perlengkapan P3K dan kursus UKP (usaha kesehatan Pesantren)

Kursus – kursus
Kursus meliputi manajemen, computer, bahasa dan sebagainya

D. Sistem Pengajaran
Pengajaran dilaksanakan dengan sistem klasikal dan sorogan, bandongan dengan metode ceramah, diskusi, penyampaiaan materi oleh siswa didepan guru. Format pertemuan dengan O-form atau u –form

2. PESANTREN PUTRI AL- BADI'IYAH
A. Sejarah ringkas
Penyelenggaraan pesantren ini berangkat dari keinginan ibu Dra. Hj. Nafisah Sahal (Istri KH.MA. Sahal Mahfudh). Semula keinginan ini tidak mendapati ijin, karena pertimbangan beratnya mengurus santi putri. Baru pada tahun 1972 pesantren ini didirikan, pertama dalam wujud musholla kemudian ditambah dengan empat lokal lainnya. Saat ini pesantren putri sudah mengalami perubahan fisik dari yang semula hanya terdiri dari musholla dan beberapa kamar kini sudah menjadi bangunan megah dengan dua lantai yang dibangun pada tahun 2000 M.
B. Arah utama kebijakan dan aktifitas pendidikannya
Kebijakan umum pesantren putri tidak jauh berbeda dengan pesantren putra.
Pendidikan intelektual
Meliputi pengajaran dasar-dasar Islam (Aqidah/Tauhid, ilmu alat/Adab), ilmu-ilmu syariat (Fiqh, Ushul fiqh, Qaidah Fiqiyah, Tafsir Al-Qur'an) dan nilai-nilai keulamaan yang dikemas menjadi kurikulum tersendiri dimadrasah.pengajaran lain dikemas dalam bentuk pengajian/aktualisasi kitab kuning dengan dialog, diskusi, ceramah ilmiah, bedah kitab atau bedah buku, training tabligh, tahfidh alk-kutub( Alfiyah, nadzam al-maqsud, amtsilah al- tasrifiyah,'amrithi, tauhid, jauhar al- maknun, mantiq, lathaif al- isyarah, fara'id) dan sebagainya
Pendidikan sosial kemasyarakatan/peran sosial
Pola ini diterapkan dengan memberikan bantuan social untuk masyarakat sekitar (dalam wujud bina yatama, jam'iyah tahlil, sembako, sumbangan pakaian) serta kerjasama penanganan lingkungan sehat dengan masyarakat.
Pendidikan ketrampilan
Meliputi ketrampilan computer, memasak dan ketrampilan berbahasa arab dan inggris.
Pendidiakan olahraga dan kesehatan
Meliputi senam, perlengkapan P3K dan UKP (usaha kesehatan Pesantren)
Kursus-kursus
Kursus ini meliputi keputrian dan ubudiyyah, jurnalistik, bahasa Arab dan Inggris, keputrian dan lain sebagainya.

D. Sistem pengajaran
Pengajaran dilaksanakan dengan sistem klasikal dan sorogan, bandongan dengan metode ceramah, diskusi, penyampaian materi oleh siswa didepan guru. Format pertemuan yang digunakan adalah O-form atau U-form

E. Fasilitas PMH Putra dan Pesilba.
Peran sarana (dan/atau ?) fasilitas dalam proses pembelajaran tidak dapat dikesampingkan. Ibarat sebuah bangunan, fasilitas merupakan satu dari beberapa tiang penyangga utama. Ia bersama dengan in put lain berjalin kelindan dalam proses untuk menghasilkan out put tertentu bagi suatu lembaga. Karena fasilitas ini adalaha elemen utama dalam proses pembelajaran, maka mutu lulusan juga tidak lepas dari pengaruhnya. Seberapa baik dan efektif ia ada.
Baik PMH Putra maupun Pesilba secara fisik telah mengalami banyak perubahan semenjak awal berdirinya. Perubahan itu sebagai bentuk respon terhadap nilai kelayakan, kuantitas santri yang relative banyak (pada tahun 2006 ini, santri PMH Putra berjumlah 250 orang sedangkan Pesilba 201 orang) dan tuntutan modernisasi. Di PMH Putra, misalnya, telah dibangun dua ruangan laboratorium bahasa dan computer, bersamaan dengan renovasi total tiga bangunan utamanya (dua komplek dan mushalla). Selain itu, selalu diusahakan penambahan pada sarana pengajaran dengan harapan dua lembaga ini akan menelurkan out put dan out come yang baik, memenuhi standar muslim dan bermanfaat bagi komunitasnya dalam sekup kecil maupun luas.
Berikut ini disajikan daftar fasilitas pokok (bangunan fisik yang permanent) di PMH Putra dan Pesilba :

DAFTAR RUANGAN PMH PUTRA
NO NAMA RUANGAN JUMLAH
1. Mushalla 1
2. Kamar Tamu 3
3. Laboratorium Bahasa 1
4. Laboratorium computer 1
5. Perpustakaan 1
6. Kamar Tidur 20
7. Kamar Mandi 17
8. Kamar Guru 5
9. Auditorium* 1
10. Ruang Belajar 2
11. Ruang Kantor 1

DAFTAR RUANGAN PESILBA
NO NAMA RUANGAN JUMLAH
1. Mushalla 1
2. Perpustakaan 1
3. Kamar Tidur 14
4. Kamar Mandi 12
5. Ruang Kantor 1
6. Koperasi 1
* Auditorium digunakan oleh santri putra dan putri secara bergantian.

3. BIRO PENGEMBANGAN PESANTREN DAN MASYARAKAT (BPPM)
A. Sejarah singkat
Pertama kelahitannya BPPM belum menjadi lembaga tetapi masih berupa kumpulan kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat, baru pada tahun 1979 lembaga ini resmi berdiri. Secara makro BPPM merupakan pengejawatahan usaha mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan ketrampilan, berbekal kesadaran bahwa Pesantren adalah bagian integral masyarakat. Kantor BPPM sama dengan pesantren putri sudah mengalami perubahan fisik karena kantor sebelumnya dirasa kurang memadahi.
B. Tujuan Spesifik
 Mendorong dan meningkatkan sikap hidup gotong royong, dimulai dikalangan pesantren dan masyarakat.
 Mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, baik dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan agama.
 Meningkatkan usaha ketrampilan untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta.
C. Target grup
Target grup lembaga ini meliputi kaum perempuan, pemuda, petani, nelayan, masyarakat desa, dan lain - lain.
D. Kegiatan yang dilakukan
 Jaringan kerja
Kegiatan ini merupakan pendampingan BPPM pada msyarakat, out-put-nya adalah terbentuknya kelompok swadaya mandiri (KSM) yang memiliki beberapa kegiatan usaha meliputi aspek ekonomi (perdagangan, peternakan, perikanan, pengadaan sarana produksi, dan pelayanan modal), lingkungan, dan kesehatan. Untuk mencapai hasil maksimal, BPPM berusaha melibatkan beberapa pihak yang lebih partisipatif dari lingkungan kepemerintahan.
Jumlah KSM dimaksud berdasarkan data terakhir tercatat 256 KSM yang beranggotakan 4.250 anggota/orang dengan identifikasi : lelaki 3.950 orang, dan perempuan 1.200 orang.
Jumlah aset KSM kurang lebih sekitar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), berupa modal usaha yang terdiri dari tabungan pokok, wajib, dan SHU.
 Peningkatan kesadaran masyarakat
Kegiatan ini dilakukan melalui lokakarya, penyuluhan, pelatihan, dan kursus dengan materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar, pengembangan, dan pembekalan kelompok sasaran.
 Advokasi
 Penelitian
 Pusat informasi
 Pengorganisasian masyarakat
 Media informasi
 Pendidikan dan latihan
 Peningkatan pendapatan
 Diskusi dan lokakarya
 Asistensi teknis konsultasi (manajemen, jurnalistik, ilmu lingkungan, pengembangna progam)
E. Lingkungan yang ditangani
Masalah-masalah lingkungan yang ditangani badan ini meliputi ;
 Masalah ekologi pertanian (teknologi pasca panen)
Kegiatan ini diakses dalam bentuk penyuluhan dan pemberian bantuan atau pinjaman modal kepada para petani kacang, rambutan, pisang dan pengelolaan hutan.
 Masalah air bersih (pengadaan air minum, sanitasi lingkungan, budidaya ikan)
 Masalah energi (biomasa)
 Masalah industri (polusi dan teknologi penanggulangan pencemaran)
 Masalah laut dan pesisir (perikanan, budidaya tambak, petani garam)
 Masalah pemukiman (pemugaran rumah, rumah sehat)
 Masalah kependudukan